Jangan Mau Jadi Lilin



Bagi para pendakwah atau para pencari motivasi kebaikan akan sering menjumpai quotes semacam..
Jadilah lilin, ia mengantarkan cahaya ke lilin-lilin yang lain.

Di dalam ruangan yang gelap itu, ada sebuah cahaya
Cahaya itu berasal dari Mbak Lilin
Hari-hari terus Mbak Lilin lewati
Sampai dia merasa ruangan itu harus lebih terang
Dia harus membagikan cahayanya ke teman-temannya
Bahkan ke seluruh lilin yang ada di ruangan itu
Satu persatu teman Mbak Lilin ikut menyala
Kini Mbak Lilin sangat aktif dan sibuk menyalakan teman-temannya
Makin lama makin banyak
Akhirnya, ruangan yang gelap itu menjadi terang benderang
Bahkan menyilaukan
Tapi ketika dia melewati cermin dan melihat dirinya
Mbak Lilin terkejut
“Astaghfirullah!” Dia memekik, “Kenapa aku tinggal segini?”
Ternyata tubuh Mbak Lilin hampir habis terbakar oleh cahayanya sendiri.

Banyak yang mengimpikan diri untuk menjadi lilin.
Menjadi orang yang menebarkan cahaya dan kehangatan di ruangan yang gelap nan dingin
Tapi terkadang pula orang itu lupa untuk melihat dirinya dalam pantulan cermin.
Dia lupa untuk berkaca dan melihat diri

Sama seperti kita.
Betapa semangatnya kita berdakwah.
Betapa semangatnya kita retweet, regram, post, update, upload, demo, rapat, panitia, menulis, bicara, memotret, mengedit, mendesain, dan sebagainya.

Tapi....

Shalat Tahajjud, mmm masih tidur e
Shalat Subuh, aduh kesiangan!
Shalat Dhuha, ah nanti aja habis ini
Shalat Zhuhur, panas, ntar aja, kan boleh ditunda sampe cuacanya agak dingin
Shalat Ashar, masih di jalan nih
Shalat Maghrib, baru sampe rumah, wijik dulu, makan dulu
Shalat Isya’, capek... boleh mengakhirkan kok, barengan tahajjud aja
Tilawah, iya iya
Tambah hafalan, entar aja, kan murojaah lebih penting
Murojaah, kapan-kapan aja, masih hafal kok
Disuruh mamak beli garam, bentar mak, aku lagi dakwah

Dan...

Dan...

Dan...

Menjadi lilin.
Menerangi.
Tapi membakar diri.


Tetaplah menebar cahaya
Tetaplah berbagi kebaikan
Tapi jangan lupa untuk terus bercermin
Jangan lupakan aku
Aku adalah kamu
Aku juga butuh kamu, diriku.



Nasihat untukku.

Komentar